Halini dilakukan pertama kali oleh penguasa dinasti Utsmani ,yaitu Sulaiman Basya mewakafkan budaknya untuk merawat masjid. Wakaf telah menjadi tulang punggung roda perekonomin pada masa dinasti Mamluk. Saat itu terdapat perundang-undangan wakaf yang dimulai sejak Raja al Dzahir Bibers al Bandaqdari (658H-676H).

Ilustrasi wakaf. Sumber UnsplashHukum wakaf sebaiknya diketahui bagi mereka yang ingin berwakaf. Wakaf adalah salah satu bentuk sedekah yang dianjurkan bagi umat bisa dikatakan sebagai upaya investasi pahala, karena wakaf termasuk amal jariah dan pahalanya akan selalu mengalir meskipun sang wakif orang yang berwakaf telah wafat. Mengenai pengertian beserta syarat wakaf akan dibahas lebih lanjut sebagai WakafHukum wakaf adalah sunnah, sebagaimana merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Hajj ayat 77 dan Ali Imran ayat 92. Sedangkan, hukum mengenai wakaf di Indonesia dijelaskan dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2006, yaitu"Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah".Terdapat syarat wakaf yang perlu dilakukan untuk dapat berwakaf. Syarat-syarat tersebut telah tercantum di dalam undang-undang pemerintah. Agar proses wakaf sah secara hukum, maka wakif orang yang berwakaf perlu memenuhi syarat itulah, simak syarat wakaf berikut ini sebelum kamu melakukan Badan Wakaf Indonesia. Dok WakafDalam laman resmi Badan Wakaf Indonesia BWI dijelaskan bahwa terdapat enam syarat wakaf yang wajib dipenuhi agar wakaf dapat dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Enam syarat wakaf tersebut yaitu sebagai berikut1. Wakif atau orang yang mewakafkan Nazhir atau orang yang akan bertanggung jawab mengelola harta wakaf Harta benda wakaf atau harta yang Ikrar wakaf untuk kehendak mewakafkan sebagian harta bendanya demi kepentingan orang Peruntukan harta benda wakaf atas harta yang Mengenai Syarat WakafWaqif merupakan pemilik harta secara Berkaitan dengan Harta WakafDiketahui kadar atau tidak melekat dengan yang lain alias berdiri Berkaitan dengan Penerima WakafJumlah tertentu, yaitu jelas jumlah tidak tertentu, yaitu untuk kepentingan banyak Berkaitan dengan Ikrar WakafIkrar diucapkan dengan menunjukkan kekekalan wakaf yang direalisasikan diikuti dengan syarat yang wakaf tersebut perlu dipenuhi oleh orang yang bermaksud mewakafkan hartanya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghindari terjadinya perselisihan yang mungkin saja terjadi di waktu juga menyarankan orang yang bermaksud mewakafkan hartanya sebaiknya mengurus sertifikat wakaf sebagaimana diatur dalam undang-undang Melakukan WakafUntuk melakukan wakaf tanah, berikut adalah cara-cara yang bisa kamu waqif datang ke KUA terdekat dengan membawa kelengkapan berupa identitas diri dan dokumen sah atas tanah yang melakukan pengucapan ikrar wakaf kepada nazhir pengelola harta wakaf dengan saksi Kepala KUA dan para penerima manfaat,Kepala KUA membuat akta ikrar wakaf dan surat akta ikrar diberikan pada waqif dan melakukan pendaftaran atas tanah wakaf ke Badan Pertanahan Nasional BPN.
31 WAKAF SEBAGAI SATU AKAD Di dalam melakukan wakaf, akad mestilah wujud untuk membolehkan wakaf orang yang menenma wakaf tidak disyaratkan adanya penerimaan kerana apabila 16 sepertl wakaf kepada seorang lelakl yang tidak ditentukan atau kepada seorang yang akan dipilihnya, kerana wakaf adalah pemilikan yang ditentukan, maka tidak sah

Pertanyaan Kalau seseorang berniat mewakafkan sebagian bangunan yang dimilikinya. Apakah dibolehkan orang yang mewakafkan itu menyewakan bangunan dan mengalirkan dana persewaan untuk orang yang membutuhkan? Apakah pemasukan dari sewa bagunan itu halal Jika orang yang wakaf tidak mampu memonitor keluarga yang tinggal di bangunan itu? Teks Jawaban Wakaf tidak sah hanya sekedar niat sampai dia berbicara atau melakukan sesuatu yanag menunjukkan hal itu. Dalam kitan Ar-Roudul Al-Murbi’ 5/531 dikatakan, “Wakaf sah dengan perkataan dan perbuatan yang menunjukkan hal itu secara adat.” Beliau juga berkatan 6/7, “Yang Nampak dalam mazhab Ahmad, bahwa wakaf diperoleh dengan perbuatan disertai tanda-tanda yang menunjukkan akan hal itu. Seperti membangun masjid dan orang dibolehkan shalat di dalamnya atau kuburan dan mengizinkan mengubur di dalamnya. Atau tempat minum, dan mengizinkan orang masuk ke dalamnya. Adat kebiasan telah berjalan seperti itu. Sesuatu yang di dalamnya menunjukkan wakaf, maka dibolehkan menetapkan wakaf dengan ucapan. Sebagaimana telah menjadi kebiasaan orang yang menyuguhkan makanan untuk tamunya, maka hal itu termasuk memberi izin untuk memakannya.” Kedua Sah menyewakan wakaf dan diurus oleh orang yang wakaf atau petugas nazir wakaf. Nawawi rahimahulla dalam Ar-Raudhoh, 5/351 mengatakan, “Untuk orang yang wakaf dan orang orang yang diberi kuasa oleh orang yang berwakaf dibolehkan menyewakan wakaf.” Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan dalam As-Syarh Al-Mumti’, 10/40, “Seseorang mewakafkan rumahnya. Dia mengatakan, “Ini wakaf untuk orang-orang fakir. Maka rumah tetap menjadi wakaf tidak boleh dijual. Sewa dan tempat tinggalnya untuk orang-orang fakir. Yang lain mengatakan, “Rumah ini wakaf untuk anak-anakku. Maka anak-anaknya sekarang tidak dapat menjualnya. Karena ia adalah wakaf. Akan tetapi dia dapat memanfaatkannya dengan menempati atau menyewakan atau semisal itu. Sehingga wakaf dibolehkan untuk disewakannya.” Penanya berkata, ”Apakah orang yang wakaf dapat menyewakan gedung dan memberikan dana sewa kepada orang-orang yang membutuhkan?” Jawabannya adalah ya, kalau dia mewakafkan rumah untuk orang yang membutuhkan, maka dia dibolehkan melakukan hal itu. Dan dibagikan dana sewa kepada orang-orang yang membutuhkannya. Atau menjadikan rumah sebagai tempat tinggal bagi sebagian orang yang membutuhkan. Sementara perkataan pena apakah pemasukan dari sewa rumah termasuk halal Jika orang yang wakaf tidak mampu memonitor keluarga orang yang tinggal di rumah? Maka jawabanya adalah kalau rumah disewakan untuk digunakan kemaksiatan kepada Allah seperti digunakan untuk club judi atau untuk menyimpan minuman keras atau menjualnya maka tidak dibolehkan. Karena hal itu membantu bermaksiat kepada Allah. Kalau disewakan untuk digunakan sesuatu yang mubah seperti sewa untuk tempat tinggal, maka hal itu dibolehkan. Kalau kemudian orang yang menyewa digunakan untuk bermaksiat kepada Allah, maka dosanya dibebankan kepadanya. Orang yang wakaf tidak diharuskan memonitor atau mencari-cari kesalahan penghuni rumah untuk mengetahui apakah dia terjerumus kemaksiatan atau tidak? Bahkan dia tidak dibolehkan malakukan hal itu. Silahkan untuk menambah faedah pada jawaban soal no 131001 silahkan melihat juga jawaban soal 13720, 10374 wallahu a’lam.

Beliaulahorang pertama yang melakukan pencatatan dan pembukuan wakaf secara rinci. Perkataan beliau yang terkenal, "Saya tidak mempunyai pandangan tentang sedekah (wakaf) ini, melainkan untuk diserahkan kepada golongan fakir miskin, dan seyogyanya tetap difokuskan kepada mereka, demi menjaganya dari kehancuran atau diwariskan secara turun Pengertian dan Syarat Rukun Wakaf yang Benar, Foto adalah salah satu ajaran yang terdapat dalam agama Islam. Namun, masih banyak orang yang tidak mengetahui apakah itu wakaf. Wakaf sendiri merupakan pemberian aset tunai dan non tunai kepada seseorang dengan tujuan yang mulia. Dalam pemberian wakaf, donatur tidak boleh memberikan bunga atau imbalan apapun kepada yang diberikannya. Lalu apa itu wakaf? Jelaskan syarat rukun wakaf! Simak penjelasan selengkapnya di ulasan berikut yang memberikan sedekah kepada orang lain akan mendapatkan imbalan yang begitu banyak. Bahkan Allah akan memuliakan bagi orang yang melakukan wakaf untuk orang lain. Hal itu sesuai dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda“Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputus lah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah wakaf, ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendoakannya.”Pengertian WakafPengertian dan Syarat Rukun Wakaf yang Benar, Foto dari buku Kompilasi Hukum Islam karya Pustaka Widyatama 2004 68, wakaf secara bahasa dan istilah adalah al habs menahan dan at-tasbil menyalurkan untuk bahasa. Menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi dipindah menjadi kepemilikan secara umum atau lembaga agar manfaatnya mampu dinikmati masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa wakaf adalah memberikan atau menyalurkan sedekah kepada seseorang baik tunai ataupun non WakafRukun wakaf adalah cara untuk melakukan wakaf secara berurutan secara syariat agama Islam, apabila salah satu tidak dilakukan maka pelaksanaan wakafnya diangap tidak sah. Rukun wakaf yaitu sebagai berikutPemberi wakaf menyerahkan benda yang diwakafkan setelah disyaratkan memenuhi diterima oleh penerima baik perorangan atau lembaga yang yang diwakafkan berwujud nyata dan tersedia saat akad mengikrarkan akad secara jelas dan lengkap sesuai keinginan wakaf mutlak menjadi milik masyarakat umum, dan tidak dapat diklaim lagi sebagai milik pemberi WakafWakif adalah pemberi wakaf. Seorang wakif harus berakal sehat, mempunyai harta, tidak berada di bawah pengampuan hukum dan yang diberikan sebagai wakaf wajib mengandung nilai, benda halal, berwujud nyata dan sebelumnya dimiliki oleh wakif sebelum dipindahtangankan.Mauquf Alaih adalah penerima harta wakaf baik perorangan atau badan yaitu akad yang diikrarkan baik berupa tulisan maupun lisan dari wakif secara saat itu juga, tidak terbatas waktu, tidak diikuti syarat bathil, dan tidak dapat itulah penjelasan mengenai pengertian, rukun, dan syarat wakaf. Jadi pelaksanaan wakaf itu harus urut dan langkahnya tidak boleh terlewatkan. Jika terlewatkan maka wakaf tidak sah. Umi Darielaborasi ketentuan syariah bisa disimpulkan hukum-hukum tentang syarat di dalam akad, selain syarat in'iqâd dan syarat sah, antara lain: 1. Syarat yang sah dan mengikat. Pertama: Syarat yang diwajibkan oleh akad. Misalnya, syarat jaminan adanya cacat, selesainya jasa yang dikontrak, penyerahan upah kepada pekerja, dsb. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Jika diurutkan populasi masyarakat Indonesia yang gemar berbagi kepada sesama, mungkin akan didapatkan sebuah kenyataan bahwa hanya segelintir dari muslim di negeri ini yang paham secara utuh dan rutin menyedekahkan hartanya dalam bentuk memang demikian, zakat, sedekah, amal, dan qurban akrab di telinga masyarakat Indonesia, namun jika bicara wakaf, belum tentu semua paham pelaksanaan dan maknanya. Wakaf pada dasarnya adalah perbuatan hukum wakif pihak yang melakukan wakaf untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai syariah. Nah, melihat dari definisi tersebut, wakaf menjadi sah apabila telah terpenuhi seluruh rukun dan syaratnya. Sebelum membahas tentang rukun wakaf, berikut 4 adalah syarat-syarat wakif, harus dipenuhi terlebih dahulu oleh orang-orang yang mewakafkan hartanya di jalan Allah. 1. Syarat wakif MerdekaWakaf yang dilakukan oleh seorang budak hamba sahaya dikatakan tidak sah, karena wakaf adalah pengguguran hak milik dengan cara memberikan hak milik itu kepada orang lain. Sedangkan hamba sahaya tidak pernah mempunyai hak milik, dirinya dan apa yang dimiliki adalah kepunyaan tuannya. Namun demikian, Abu Zahrah mengatakan bahwa para fuqaha’ sepakat, budak itu boleh mewakafkan hartanya bila ada izin dari tuannya, karena Ia sebagai wakil darinya. Namun di zaman seperti sekarang ini, nampaknya sudah tak mungkin ada lagi manusia berkategori Syarat wakif berakal sehatSyarat selanjutnya adalah wakif harus berakal sehat. Wakaf yang dilakukan oleh orang gila tidak sah hukumnya, sebab ia tidak berakal, tidak mumayyiz dan tidak cakap dalam melakukan akad serta tindakan lainnya. Demikian juga jika wakaf ditunaikan oleh orang-orang yang lemah mentalnya karena penyebab berubahnya akal karena usia, sakit atau kecelakaan, hukumnya tidak sah karena akalnya tidak sempurna dan tidak cakap untuk menggugurkan hak miliknya. 3. Syarat wakif Dewasa balighPersyaratan ketiga dari wakif adalah Ia harus dianggap dewasa menurut Undang-Undang yang berlaku di negaranya. Wakaf yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa hukumnya tidak sah karena Ia dipandang belum punya kecakapan dalam melakukan akad dan tidak cakap pula untuk menggugurkan hak Syarat wakif tidak berada di bawah pengampuan, atau di bawah sokongan pihak lain. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Baikmuqridh maupun muqtaridh disyaratkan harus orang yang dibolehkan melakukan tasarruf atau memiliki ahliyatul adaa'. Syafi'iyah memberikan persyaratan untuk muqridh, antara lain: a) ahliyah atau kecakapan untuk melakukan tabarru'; b) mukhtar (memiliki pilihan). Kedua belah pihak adalah orang yang sah melakukan tindakan hukum Wakaf dikenal sebagai ibadah saat kita memberikan harta benda untuk kebaikan orang banyak. Wakaf berasal dari bahasa Arab Waqf yang berarti menahan diri. Dalam Pasal 1 angka 1 UU Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf, wakaf memiliki arti perbuatan hukum wakif di mana sebagian harta benda milik yang berwakaf dipisahkan dan/atau diserahkan kemudian digunakan untuk keperluan ibadah oleh masyarakat umum selamanya atau dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban wakaf tentu dimiliki oleh setiap muslim di dunia. Kita percaya bahwa ibadah ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Selain itu, wakaf memiliki keutaman tersendiri yaitu mengalirnya pahala bahkan jika kita meninggal selama apa yang kita wakafkan masih bermanfaat bagi orang banyak. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang kewajiban wakaf. 1. Jenis Wakaf Wakaf dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuan, waktu, dan penggunaan harta. a. Berdasarkan Tujuan Berdasarkan tujuan, wakaf dibagi menjadi tiga, yaitu wakaf keluarga, wakaf khairi, dan wakaf musytarak gabungan. Wakaf yang ditujukan untuk anggota keluarga dan kerabat termasuk dalam wakaf keluarga. Selanjutnya, wakaf khairi ditujukan untuk kepentingan umum dan sosial. Sedangkan wakaf musytarak adalah wakaf di mana keluarga dan umum menjadi fokusnya secara bersamaan. b. Berdasarkan Waktu Wakaf yang ditujukan untuk penggunaan selamanya disebut wakaf Muabbad sedangkan wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu disebut wakaf Mu’aggot. c. Berdasarkan Tujuannya Kewajiban wakaf berdasarkan penggunaan harta dibagi menjadi dua yaitu Ubasyir dan Mistitsmary. Ubasyir berarti harta wakaf digunakan secara langsung, misalnya pesantren atau masjid. Harta wakaf yang digunakan untuk penanaman modal dalam produksi barang disebut wakaf Mistitsmary. 2. Syarat-Syarat Wakaf a. Wakif Orang yang menjalankan kewajiban wakaf disebut wakif. Agar ibadah wakaf diterima Allah SWT, wakif harus memenuhi beberapa syarat, yaitu merdeka, dewasa, berakal sehat, dan tidak di bawah pengampunan. b. Mauquf Benda yang diwakafkan, di lain pihak, disebut mauquf. Sama halnya dengan wakif, mauquf pun harus memenuhi syarat-syarat, yakni memiliki nilai, harus diketahui saat terjadinya wakaf, dan benda yang diwakafkan harus memiliki wakif. c. Mauquf Alaih Selain wakif dan mauquf, orang atau lembaga yang menerima wakaf pun harus memenuhi beberapa syarat. Syarat Mauquf Alaih adalah tegas pada saat ikrar wakaf, jelas dalam menentukan penerima, dan menjadikan ibadah sebagai alasan utama dilaksanakannya kewajiban wakaf. d. Shighat Shighat adalah akad wakaf yang berupa ikrar atau tulisan yang dibuat oleh wakif dalam menyatakan dan menjelaskan niatnya dalam menjalankan kewajiban wakaf. Syarat shighat adalah terjadi saat itu juga, tidak dapat dibatalkan apabila telah terjadi akad, dan tidak diikuti syarat bathil. 3. Hukum Wakaf Berdasarkan Al-Qur’an surah Al-Hajj ayat 77 dan Ali Imran ayat 92, hukum wakaf adalah sunnah. Sementara dalam hukum positif, wakaf diatur dalam PP No. 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 41 tahun 2004. 4. Keistimewaan Wakaf a. Harta Bukan Lagi Milik Wakif Wakif tidak akan lagi memiliki kuasa atau kepemilikan atas harta benda yang telah diwakafkan. Dengan tidak lagi bisa melakukan apapun terhadap harta benda tersebut, wakif mendapatkan kebajikan atas sedekah manfaat yang telah diberikan. Bahkan jika wakif meninggal dunia, harta wakaf tidak akan bisa jatuh ke ahli waris. b. Pahala yang Terus Mengalir Selama harta wakaf masih memberikan manfaat, wakif akan tetap mendapatkan pahala yang terus mengalir bahkan jika wakif meninggal dunia. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 261, “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.” c. Memajukan Dakwah Islam Allah SWT memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong antara sesama. Dengan adanya wakaf ini, peradaban muslim akan bertambah kuat. Hal ini dikarenakan harta wakaf mampu menyejahterakan banyak umat, memperbaiki pendidikan suatu umat, menghidupkan lembaga sosial keagamaan, dan memberantas kemiskinan. Itu tadi yang dapat kita semua pelajari dari kewajiban wakaf. Semoga kita semua diberikan kesempatan dan kemampuan untuk mampu melaksanakan ibadah wakaf. SyaratWakaf a. Syarat bagi Wakif Orang yang mewakafkan disyaratkan harus cakap berindak dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan bertindak ini meliputi 4 ( empat ) kreteria, yaitu : - Merdeka - Berakal sehat - Dewasa - Tidak berada di bawah pengampuan. Syarat-syarat di atas adalah dieruntukkan bagi perorangan. Istilah wakaf memang cukup populer di telinga masyarakat. Namun, tidak semua memahami pengertian wakaf itu sendiri. Wakaf berasal dari bahasa Arab “Waqf” yang artinya menahan diri. Dalam kamus fiqih, wakaf adalah memindahkan hak pribadi menjadi milik umum atau badan yang berfokus untuk kepentingan masyarakat. Pengertian Wakaf Pengertian wakaf secara bahasa lughowi adalah menahan. Secara istilah, wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum tanpa mengurangi nilai harta. Wakaf bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Berbeda dengan sedekah, pahala wakaf jauh lebih besar lantaran manfaatnya dirasakan oleh banyak orang dan sifatnya kekal. Pahala wakaf akan terus mengalir meskipun wakifnya telah meninggal dunia. Jenis Wakaf Berdasarkan tujuannya, wakaf dibagi menjadi tiga, yakni wakaf keluarga, wakaf khairi, dan wakaf musytarak gabungan. Wakaf keluarga ditujukan untuk anggota keluarga wakif dan kerabat, sedangkan wakaf khairy difokuskan untuk kepentingan umum atau sosial. Sementara wakaf musytarak ditujukan untuk keluarga dan umum secara bersamaan. Berdasarkan waktu, wakaf dibedakan menjadi dua, yakni Muabbad dan Mu’aqqot. Wakaf muabbad diberikan untuk selamanya, sedangkan wakaf Mu’aqqot diberikan dalam durasi waktu tertentu. Berdasarkan penggunaan harta, wakaf dibedakan menjadi dua, yakni Ubasyir dan Mistitsmary. Ubasyir adalah harta wakaf yang dapat digunakan secara langsung, seperti masjid, rumah sakit, atau pesantren. Sementara Mistitsmary adalah harta wakaf yang digunakan untuk penanaman modal produksi barang atau pelayanan yang dibolehkan. Syarat dan Rukun Wakaf Wakaf belum dinyatakan sah apabila tidak memenuhi syarat dan rukun yang ditetapkan. Adapun rukun dan syarat wakaf, yakni Syarat Waqif Waqif adalah orang yang mewakafkan. Wakif haruslah memenuhi empat syarat, yaitu merdeka, berakal, dewasa, dan tidak berada di bawah pengampunan. Syarat Mauquf Menurut jumhur ulama, harta dipandang sah apabila harta tersebut memiliki nilai, benda bergerak yang boleh diwakafkan, benda yang diwakafkan harus diketahui saat terjadinya wakaf, dan benda wakaf haruslah milik wakif. Syarat Mauquf Alaih Mauquf Alaih adalah orang atau lembaga yang berhak menerima wakaf. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi Mauquf Alaih, yakni tegas dalam mengikrarkan wakaf, jelas dalam menentukan penerima wakaf , dan tujuan wakaf haruslah untuk ibadah. Syarat Shighat Shighat merupakan akad berupa ikrar, isyarat, atau tulisan dari wakif untuk menyatakan dan menjelaskan keinginannya. Shighat haruslah terjadi seketika saat itu juga, tidak diikuti syarat bathil, tidak terbatas waktu, dan wakaf yang telah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Adapun unsur wakaf yang harus dipenuhi menurut pasal 6 Undang-undang No. 41 Tahun 2004, antara lain wakif, nadzir, harta benda yang diwakafkan, ikrar wakaf, penerima wakaf, dan jangka waktu wakaf. Hukum Wakaf Terdapat dua jenis hukum wakaf, yakni hukum berdasarkan Alquran dan hadis dan hukum positif. Pada dasarnya, hukum wakaf adalah sunnah. Hal ini merujuk pada Alquran surah Al-Hajj ayat 77 dan Ali Imran ayat 92. Sementara berdasarkan hukum positif, wakaf diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006 mengenai Pelaksanaan Undang-undang No. 41 tahun 2004. Keistimewaan Wakaf Wakaf tercatat sebagai salah satu amalan ibadah yang istimewa. Berbeda dengan ibadah lain, seperti salat, puasa, haji, umrah, dan zakat, pahala wakaf tidak terbatas waktu. Artinya, pahala akan terus mengalir selama wakaf tersebut masih digunakan dan bermanfaat bagi orang lain. Sempurnakan ibadah dengan berbagi untuk sesama yang membutuhkan. Yuk, sedekah online lewat aplikasi Kitabisa! Wakafdilakukan dengan mengucapkan lafadz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Tempat-tempat ibadah tersebut pasti mempunyai tanah untuk yang menjaganya. Dan hasilnya untuk membiayai orang yang mengurusnya. Maka Imam Sya'fi'i tidak menafikan adanya wakaf secara mutlaq. Akan tetapi ia menafikan adanya wakaf WAKAF Dalil-dalil di Al-Qur'an tentang wakaf, terdapat antara lain di surah Al-Baqarah, Ali-Imran, dan surah Al- Hajj. Ik3E.
  • evo18xsp9l.pages.dev/18
  • evo18xsp9l.pages.dev/341
  • evo18xsp9l.pages.dev/317
  • evo18xsp9l.pages.dev/52
  • evo18xsp9l.pages.dev/80
  • evo18xsp9l.pages.dev/308
  • evo18xsp9l.pages.dev/239
  • evo18xsp9l.pages.dev/33
  • evo18xsp9l.pages.dev/135
  • orang yang akan melakukan wakaf disyaratkan